Siapa Jayabaya dan Seperti Apa Isi Ramalan Jayabaya? Inilah yang tampaknya sedang dicari oleh banyak orang saat ini, (terlihat pada trend pencarian di search engine). Berdasarkan pengamatan saya, meletusnya Gunung Merapi dan bereaksinya 22 gunung api di Indonesia saat ini menjadi salah faktor utama yang menyebabkan banyak orang kini mencari dan ingin mengetahui Ramalan Jayabaya yang disebut-sebut berisi prediksi masa depan nusantara terutama Pulau Jawa.
Artikel ini tentu saja saya buat untuk ikut membantu dalam memberikan penjelasan singkat mengenai Jayabaya dan ramalannya berdasarkan berbagai sumber sejarah yang saya baca. Saya pribadi menempatkan Ramalan Jayabaya sebagai sebuah produk budaya yang menarik untuk tetap dilestarikan, adapun esensi dan kebenaran isi ramalan ini tentunya kembali pada keyakinan masing-masing.
Siapa Jayabaya?
Maharaja Jayabhaya (Jayabaya/Joyoboyo) merupakan Raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
Pemerintahan Jayabhaya dianggap sebagai masa kejayaan Kadiri. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Hantang (1135), prasasti Talan (1136), dan prasasti Jepun (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157). Nama besar Jayabhaya tercatat dalam ingatan Masyarakat Jawa, sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya. Contoh naskah yang menyinggung tentang Jayabaya adalah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa. (Sumber : Wikipedia)
Sejarah dan Sumber Ramalan Jayabaya
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama Kitab Musasar yang menuliskan bahwasanya Jayabayalah yang membuat ramalan-ramalan tersebut.
Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang dikumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak jamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta antara 1613-1645 M (Sumber : Wikipedia)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !